Menunggu Pagi


SEMBARI menunggu datangnya pagi tak ada salahnya mengisi blog ini. Ditemani bisingnya mesin cetak dan siaran teve yang nggak jelas acaranya.  Sembari mengunggu hujan gerimis  yang turun lagi pagi ini. Walaupun belum ada ide yang akan ditulis di blog ini. Ya sudah menulis tentang blog ini saja.

Setelah sekian lama setia dengan tema yang lama, akhirnya saya ganti juga temanya. Ya supaya saya yang notabene pengunjung setia blog ini nggak bosen. Maka, sembari menunggu hujan yang susah berhenti, saya carilah tema yang bagus dan sederhana. Dan jangan lupa, hurufnya harus serif. Memangnya ada apa dengan serif?
Sebenarnya nggak ada apa-apa. Hanya saja saya rasa huruf tipe serif lebih nyaman dibaca daripada huruf san serif. Entah perasaan atau memang kenyataannya seperti itu? Tanya saja pada rumput yang bergoyang. Yang jelas, hampir (atau semua) koran menggunakan tipe huruf ini untuk tulisan naskahnya. Juga buku-buku seperti novel. Jarang pakai huruf yang kaku semacam Arial dan sebangsanya. Nggak mungkin dong mereka pilih tipe huruf itu tanpa alasan yang jelas.

Ya sudah, jadilah saya pakai tema ini. Sederhana. Tanpa banyak gambar, jadi bandwidth friendly heuheu..

Ya sudah, untuk pagi ini sekian saja dulu. Sekarang kembali menunggu pagi kembali. Sambil nonton Adit dan Surya di MTV Insomnia dan ditemani lagu-lagu Endah N Rhesa.


0 responses to “Menunggu Pagi”

Leave a Reply to kawanlama95 Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.