Gara-gara Celengan?


Untuk bapa yang saya hormati,
Saya ga ngerti jalan pikiran bapa
Jalan-jalan pada rusak, kami tak menggugat
Harga-harga meningkat pesat, kami pun tak menggugat
Ketika korupsi masih merajalela, kami pun tak menggugat
Bahkan ketika listrik bakal naik, kami tak mampu menggugat
Kami hanya bisa mengeluh, menggerutu.
Lalu hanya gara-gara gambar celengan babi bapa menggugat?
Ah sudahlah, memang hidup tak selamanya bisa dimengerti.


0 responses to “Gara-gara Celengan?”

  1. Ah, bung Hahn, posting ini cukup mewakili kegemasan saya pada sikap mereka yang tersinggung pada majalah TEMPO. Hanya saja, saya merasa ada sedikit kerikil yang mengganggu. Kata “bapa” (tanpa diakhiri huruf “k”) membuat kesan bung Hahn sedang bicara dari hati ke hati dengan seorang pastor, hehehe…

Leave a Reply to Asop Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.