Good Design, Bad Design


Good or bad?
(marksbackyard.com)

SEJATINYA teknologi diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dulu, untuk berkorespondensi dengan teman dari luar kota, kita hanya mengandalkan bapak pos yang terhormat. Sekarang, tinggal pakai hape, bisa sms-an, atau saling berbalas email. Untuk nelepon pun gampang, selama pulsanya cukup. Entah itu untuk menelepon ke luar rumah, atau luar negeri.

Nah, karena tujuannya sangat mulia tersebut itulah, seharusnya semua produk apapun harus sesuai dengan kebutuhan pemakai. Nggak harus serba modern dengan fitur lengkap, yang pasti produk tersebut memang sesuai dengan kebutuhan si pemakai. Good enough for us :D. Kembali ke contoh hape, secanggih apapun hapenya dan disertai berbagai fitur menarik, selama dia tidak bisa nelpon, rasanya bukan disebut hape.

Tak hanya fitur yang sesuai kebutuhan pengguna, desain yang digunakan pun harus bisa diterima pasar. Jangan sampai produk yang kita ciptakan ternyata menjadi tidak berguna hanya karena orang-orang tak paham cara pakainya. Secanggih dan selengkap apapun produknya.

Karena itulah, seorang pengembang harus bisa mengembangkan produk yang selain sesuai dengan kebutuhan, juga tetap familiar. Contohnya, desain keyboard komputer didesain mirip dengan keyboard pada mesin tik. Begitu juga desain hape yang mriip dengan telepon biasa.

Jadi, ketika akan mendesain sebuah produk, si pengembang harus benar-benar memahami kebutuhan user seperti apa. Pengembang pun harus tahu kelebihan dan kekurangan pemakai. Sehingga, ketika merancang produk, produk tersebut memang sangat bsesuai kebutuhan. Syukur-syukur kalau bisa meringankan pekerjaan si pemakai.

Ngomong-ngomong eh tulis-tulis mengenai desain yang bagus, sepertinya perusahaan si om Steve Jobs nggak bisa dikesampingkan. Sejumlah produk perusahaan apel gigit itu berhasil memikat konsumen. Mulai dari Mac, iPod, iPhone, sampai iPad. Selain teknologinya yang keren -katanya-, desainnya pun memang sangat elehan. Bahkan produk-produk besutan mereka menjadi inspirasi perusahaan lain. Lihat saja, sekarang mulai banyak bermunculan para pesain iPad.

Jadi teringat kicauan salah seorang yang saya ikuti -lupa linknya-, bahwa di Apple, para desainer memang mempunyai tempat khusus. Bahkan mereka dilibatkan sejak awal ketika perusahaan itu hendak membuat produk baru. Artinya, di sini sisi desain interaksi nggak hanya dilihat ketika produk sudah direncanakan, tapi memang dilibatkan sejak awal.

Halah pusing juga nulisnya. Kebanyakan kata jadi. Jadi ya sudah lah cacatan kuli ini dicukupkan sekian saja. Yuk.


0 responses to “Good Design, Bad Design”

  1. weee…. IMK banget uyyy… saya juga di ajari good design bad design.. tapi tetep we.,., klo bkin mah.. jadinya bad design lagih.. bad design lagih… trauma design :takut:

  2. untung bukan maniak gadget i-device… walau punya satu… itu jg maksa dibeliin… ngambek kalo gak… wkwkwkwk…

    go go apple! turunin dong harganya…

Leave a Reply to Kang Mas Pengelmu Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.