WordPress yang baik hati update sendiri


Beberapa hari lalu, ketika kembali buka dashboard karena ada yang coba-coba masuk ke blog sepi ini, ada pemberitahuan dari wordpress bahwa ada update versi baru. Saat itu, blog sepi ini masih menggunakan versi 3.7.sekian.

Karena tergoda oleh pemberitahuan bang Matt, maka diupdate lah itu barang ke versi terbarunya, yakni versi 3.8. Toh update wordpress sekarang mudah kan yah, tinggal klik update, maka WP update otomatis, tanpa harus kita unduh dulu itu barang secara manual.

Sebagainya hanya pengguna biasa, saya nggak tahu ada perbaikan apa di versi terbaru WP itu. Yang pasti sekarang dashboardnya semakin mirip versi WP gratisan. Oh iya, juga setelan bahasa Sunda yang sempat dipakai di blog ini menghilang. Jadi pakai bahasa inggehis lagi. Ah, padahal pakai Basa Sunda itu menyenangkan, bang Matt!

Lalu, beberapa waktu kemudian, ketika saya belum buka blog ini lagi, ada pemberitahuan lewat email bahwasanya blog saya ini sudah melakukan update otomatis ke versi 3.8.1.

Lah, kapan saya update itu barang? Kok sudah pakai yang terbaru lagi? Padahal saya jarang update langsung ke versi terbaru. Banyak alasannya. Tapi yang pasti sih karena malas :D.

Saya baru tahu kalau di WP, mulai versi 3.7 ada fitur update otomatis. Anehnya, waktu saya pakai versi 3.7, itu barang kok nggak update otomatis ya?

Ya sebenarnya dengan adanya fitur ini, pengguna yang malas dapat memanfaatkan fitur ini supaya blognya tetep uptodate meski postingannya kosong melompong. Jadi, harusnya fitur ini bagus untuk saya yang pemalas. Tapi saya terlalu malas untuk mengaktifkan fitur ini :|.

Masalahnya, bisa jadi versi terbaru WP itu ternyata nggak kompatibel dengan tema yang digunakan, atau plugin yang dipasang. Bagaimana kalau ketika sudah diupdate ternyata situsnya malah hancur? Apakah bang Matt mau tanggung jawab?

Untunglah, bagi yang tak malas googling, ada cara supaya WP tak langsung update otomatis. Caranya, menurut situs ini, adalah dengan menonaktifkan fitur tersebut. Simpel kan?

Iya, simpel, tapi tetap saja bagi saya ribet karena harus ubah file wp-config.php, dan saya terlalu malas untuk mengubah berkas itu. Maklum bukan prohremer…


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.