Pasang linux itu susah


KATANYA memasang Linux itu susah. Lebih mudah pasang Windows. Tinggal next-next-next yes sudah beres. Apalagi beberapa distro tertentu yang tampilan instalasinya saja menyeramkan: hanya tersedia mode teks.

Benarkah?

Bisa jadi benar. Bisa jadi tidak benar. Setidaknya sulit itu relatif. Bagi sebagian orang, mungkin akan lebih praktis jika instalasi hanya menggunakan mode teks. Tapi bagi sebagian yang lain, tampilan antarmuka yang menarik akan sangat membantu ketika memasang sistem operasi.

Tapi bagi saya -setidaknya hari ini- memasang Windows di laptop itu cukup merepotkan. Bukan instalasi sih, tapi proses setelah instalasi, yakni memasang driver perangkat kerasnya.

Begitulah, tadi siang saya bantu teman saya yang sedang pusing harus menginstal dua laptop temannya – yang berarti teman saya juga. Satu laptop ASUS, yang satu lagi Acer. Keduanya ingin dipasang Windows 7. Bajakan, tentu saja.

Yang laptop ASUS awalnya sudah dipasang Windows 7, tapi katanya instalasinya nggak benar, sementara yang Acer defaultnya dipasang Linux Linpus, dan yang punya inginnya pasang Photoshop (bajakan juga). Maka harus dihapuslah itu Linux.

Tapi ternyata ribet. DVD Windows yang dipakai ternyata nggak bisa booting, padahal di Bios sudah disetting agar bisa boot dari DVD. Usut punya usut, ternyata (sepertinya) karena settingan UEFI. Saya nggak ngerti itu fitur apa, yang pasti saat diganti ke mode legacy, DVD bisa dibooting dengan lancar. Maka sang jendela pun dapat dipasang dengan mudah. Kan tinggal next-next-yes.

Beres? Tentu saja belum. Tak seperti Linux yang setelah diinstal biasanya sudah dapat langsung dipakai, Windows, seperti biasa harus pasang drivernya sendiri. Dan di sini mulai muncul masalah, karena di aplikasi driver Acer, nggak muncul list drivernya. Bingung kan?

Sebenarnya nggak juga sih, karena kan bisa langsung buka di explorer :D. Cuma masalahnya, kita nggak tahu driver mana saja yang harus dipasang, karena nggak ada petunjuknya, selain banyak pilihan berkas yang harus diinstal. Maka saya coba salah satu driver grafik dipasang, dan untungnya benar.

Tapi masalah belum selesai. Wifi dan Bluetooth belum bisa dipakai. Juga kartu LAN. Dicoba-coba lagi drivernya, ternyata nggak cocok. Aneh kan, padahal itu CD bawaan laptop sendiri hehe.. Untunglah, setelah beberapa kali coba (dan gagal), akhirnya bisa juga dipasang.

Jadi, mana yang lebih susah, pasang Linux atau Windows? Buat saya, keduanya susah 😀


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.