Mencoba Ebike


DARI pada pusing memikirkan siset dan setres melihat teman-teman yang sudah nulis dan mau segera disidang, lebih baik menulis saja dulu di blog ini.

Minggu kemarin, secara resmi Bandung memiliki program bike sharing atau penyewaan sepeda. Hebatnya, program ini bukan atas inisiatif Pemkot, tapi oleh komunitas dengan nama Bike.bdg. Yang lebih hebat lagi, katanya program bike sharing ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara. Singapura saja kalah :D.

Launching (katanya baru sebatas soft launching) kemarin (Minggu 3/6/2012) berbarengan dengan acara myOyeah. Saya nggak tahu itu acara apa, yang pasti di sana banyak booth makanan dan panggung musik. Ada juga panggung diskusi tentang kewirausahaan. Tapi karena tujuan saya bukan menonton musik (padahal katanya ada Pure Saturday), jadi saya hanya langsung ke booth bike.bdg, karena saya dapat hadiah kuis berupa kaos dan membercard gratis :).

Nah, di booth Bike.bdg itu, dipamerkan beberapa sepeda dari rencana 250 sepeda yang akan digunakan untuk program bike sharing itu. Ada beberapa model yang dipakai, mulai dari sepeda MTB, city bike, hingga sepeda lipat. Tadinya ingin coba pakai sepeda lipat atau city bike biar terkesan vintage, tapi ternyata di salah satu sepeda MTB ada yang dilengkapi dengan peralatan dari eBike.

Apa itu eBike? Kalau mau lebih tahu, silakan saja baca di sini. Intinya, alat dari eBike ini menjadikan sepeda kita menjadi sepeda elektrik, karena dilengkapi semacam mesin dan baterai yang dapat diisi ulang.

Sudah lama penasaran dengan eBike ini apalagi dalam situsnya tidak banyak dijelaskan apa itu eBike. Harganya pun nggak ada (tapi sepertinya mahal). Makanya ketika teteh penjaga booth menawarkan untuk mencoba sepeda eBike, saya langsung semangat.

Meski halaman Gedung Sate sudah padat dengan orang-orang yang sedang belanja dan menyaksikan pertunjukan musik, saya paksakan untuk mencoba sepeda ini. Setelah dicoba beberapa saat, ternyata sepeda ini cukup enak digunakan. Tarikan mesinnya pun tidak terlalu cepat, sehingga saya nggak kaget dan sesepedahan masih seimbang.

Bentuk tabung baterainya pun tidak terlalu kelihatan aneh. Mirip botol air kapasitas besar hehe. Sayangnya, posisi tuas (atau tombol?)-nya terlalu jauh dari jempol, jadi kadang susah ketika hendak menjalankan mesinnya. Jadi penasaran, apakah eBike ini kuat untuk menempuh jarak 20 km? Patut dijajal nih :D.


0 responses to “Mencoba Ebike”

Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.