Jembatan Pasupati di malam hari


Pasupati (wikipedia)
Pasupati (wikipedia)

[S]EJAK 2005, Kota Bandung punya satu ikon baru: Jembatan Pasupati, atau disebut juga jalan layang Pasupati. Sebuah jalan sepanjang 2,8 km dan lebar 30-60 meter.

Tentu saja, jembatan atau jalan layang yang menghubungkan Jalan Pasteur dan Surapati ini dibangun bukan untuk sekadar gagah-gagahan saja. Bahwa Bandung bisa punya jalan layang, nggak kalah dengan kota lain di Indonesia. Tujuan utamanya, tentu saja, untuk mengurangi kemacetan, mengingat Bandung semakin hari semakin dibanjiri kendaraan bermotor pribadi.

Setelah diresmikan, jalan ini memang menjadi alternatif paling mudah bagi pengendara yang baru masuk ke Kota Bandung lewat tol Pasteur yang hendak ke dalam kota, entah ke Dago, Tamansari, maupun kawasan Sabuga. Tapi lama kelamaan ternyata sama saja dengan jalan yang lain, setiap tiba di mulut jalan layang, pasti seringkali disergap kemacetan.

Kalau anda nggak mau mengalami macet saat melintas Pasupati, cobalah di malam hari, terutama tengah malam menuju pagi hari. Dipastikan anda akan mudah melewati jembatan ini, karena lalu lintas memang sudah sangat sepi :D.

Enak sih enak bisa ngebut. Tapi hati-hatilah. Dari beberapa kali melintasi Pasupati jam 12 malam, ternyata sebagian (hampir setengah) jalan sangat gelap. Benar-benar gelap, apalagi di sisi jalan tidak lagi bangunan tinggi, sehingga tidak ada lagi sumber cahaya selain dari lampu lalu lintas yang dipasang di tengah jalur.

Jalan yang gelap biasanya sejak Jalan Pasteur hingga pertengahan RSHS-Tamansari. Di sepanjang jalur ini tidak ada satupun lampu yang menyala. Kalau pun ada cahaya, itu hanya dari billboard iklan rokok dan dari kendaraan lain. Selain itu: gelap.

Ketika melintas, lampu dari motor yang saya pakai ternyata sangat kurang untuk menerangi jalan yang saya lalui. Akibatnya, seringkali saya harus berjalan pelan, karena siapa tahu saya melewati sambungan jalan yang biasanya nggak rata.

Tapi masalahnya ternyata bukan hanya itu. Beberapa waktu lalu sering terjadi kejadian ada anak-anak muda yang gelar balap motor di sana. Waktu kantor saya masih di Buahbatu, ketika lewat Pasupati (jalan Dago), sering terdengar suara motor kebut-kebutan. Selain itu, Pasupati pun tidak aman karena tak jarang berandalan gang motor nongkrong di sana. Malah sampai pernah ada insiden pembunuhan di sekitar Balubur. Kalau nggak salah.

Untungnya, sampai saat ini beberapa kali lewat Pasupati, Alhamdulillah belum pernah ketemu dengan mereka yang sedang balapan ataupun para berandalan gang motor. Semoga saja tidak.


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.