Ramadan di Bandung, malam-malam


SEPERTI biasa, sebelum masuk bulan Ramadan, pemerintah selalu menggelar razia. Dari razia PKL, razia miras, hingga razia PSK. Seperti yang dilakukan Pemkot Bandung pada dua hari menjelang Ramadan, mereka menggelar razia, khususnya PSK.

Tak tanggung-tanggung, pada razia kali ini orang nomor satu di Bandung, Ridwan Kamil turun langsung memantau. Satu lokasi yang jadi sasaran razia adalah lokalisasi yang sudah melegenda di Bandung. Ya, tak salah lagi, Black Essence alias Saritem.

Saat itu, kang emil kecewa karena ternyata lokalisasi yang sudah ada sejak tahun 1830-an itu ternyata masih melayani lelaki hidung belang (lah, pak jarang buka forum ‘underground’ ya pak?:D). Dia pun meminta lokalisasi itu benar-benar ditutup.

Dengan ditutupnya Saritem, apakah Bandung bersih dari PSK?

Sayangnya tidak. Ketika kang Emil sibuk merazia rumah-rumah di Black Essence, sejumlah teteh-teteh bercelana gemes justru sedang asyik nongkrong di pinggir jalan, tak jauh dari Saritem.

Tepatnya di Jalan Otista, trotoar sebelah kiri, setelah kawasan pasarbaru dan sebelum perempatan Jalan Asia-Afrika. Sebagian ada yang di seberang Jalan Asia Afrika, tapi hanya segelintir saja. Tak terlihat ada kekhawatiran mereka akan kena garuk Satpol PP atau polisi yang kadang melintasi jalan itu.

(Hampir) setiap malam, sejumlah teteh-teteh berdandan menor sabar berdiri di pinggir jalan. Jumlahnya memang tak banyak. Saya hitung, biasanya antara 5 sampai 10 orang setiap malamnya, tergantung jam berapa anda lewat di jalan sana.

Lalu masuklah ke bulan Ramadan. Pada awal-awal Ramadan, saya tak memperhatikan keberadaan mereka. Mungkin mereka libur atau memang sudah bersama pelanggannya.

Nah, memasuki hari ketujuh Ramadan, saya yang biasanya pulang lewat jalan Astanaanyar, iseng lewat Jalan Sudirman terus belok kanan di Jalan Otista. Dan ternyata mereka kembali nongkrong di sisi jalan 😀

Sependek ingatan saya, waktu minggu malam, ada sekitar 10 teteh-teteh yang sedang nongkrong. Senin malam jumlahnya menurun jadi 5 orang, dan tadi malam (Selasa malam) naik lagi jadi sekitar 8 orang. Sebagian berdiri dengan sabar di pinggir trotoar sambil sesekali lihat HP, sementara yang lain ada yang lagi ngobrol sama pengemudi mobil Avanza.

Untuk bapak wali kota, apakah para teteh-teteh ini nggak akan dirazia? hehe


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.