Bandung Clever City*


Wali kota Bandung bapak Ridwan Kamil mendeklarasikan Kota Bandung sebagai kota cerdas alias clever city eh smart city. Pak wali berusaha untuk menjadikan Bandung menjadi kota cerdas seperti kota-kota di negara maju.

Tekad itu diungkapkan pak wali pada kegiatan Asia Africa Smart City Summit di Bandung. Dari acara itu, digagaslah apa yang disebut dengan The Bandung Declaration on Smart Cities. Isi deklarasinya dapat dibaca sendiri di sini.

Pertanyannya, apakah Bandung bisa menjadi kota cerdas? Jawabannya tentu saja: BISA. Tinggal masalahnya, secepat apa target itu bisa dicapai. Apakah cukup satu periode kepemimpinan Emil? Atau butuh puluhan tahun? Hanya waktu yang dapat menjawabnya. tsaah…

Omong-omong, saya tak tahu definisi kota cerdas itu seperti apa. Apakah kota cerdas itu kota yang menerapkan teknologi canggih dalam menjalankan pemerintahannya? Atau kota yang bisa mikir sendiri? halah..

Tapi yang pasti, sebuah kota yang cerdas harus memiliki warga yang cerdas pula. Kan nggak elok jika kotanya sudah cerdas tapi warganya tidak cerdas :D.

Nah, salah satu cara membuat warga menjadi cerdas adalah dengan banyak membaca buku. Ada yang bilang, untuk melihat seberapa cerdas seseorang, tanyalah buku apa saja yang sudah dia baca. Apakah bacaannya buku Nick Carter doang? hehe.

Kembali ke Kota Bandung. Yah walaupun saya bukan orang KOTA -tapi tetap orang BANDUNG- tak ada salahnya kan saya punya harapan sama kota yang sedang dipermak sama pak wali? Soalnya meminta (kabupaten) Bandung dipermak sama bupati yang sekarang mah asa sia-sia *kemudian curhat*.

Nah, harapan saya adalah, saat ini kan kota Bandung sedang bebenah. Beberapa tempat, terutama di pusat kota sedang dimake-up -meski ada yang bilang make-upnya ketebalan :D. Salah satunya di kawasan Alun-alun.

Kini, kawasan itu menjadi pusat wisata baru di Bandung. Setelah ada Taman Alun-alun yang pakai rumput sintetis, kini kawasan gedung Merdeka sudah sangat cantik. Bahkan ada yang bilang suasananya mirip di Eropa sana. Cenah. Kan saya belum pernah ke sana.

Foto kiriman hahn (@hahnsaja) pada

Nah, sebagai Kota cerdas, tak elok dong ya kalau di kawasan yang katanya mirip Eropa itu tiba-tiba jleg saja ada bangunan baru yang asing berbentuk hotel. Yap. hotel. Di kawasan yang dulunya Palaguna itu katanya akan dibangun hotel megah.

Duh, sebagai kota cerdas, apakah pemerintah tak cukup cerdas kalau di Bandung sudah padat sama hotel ya? di kawasan dekat Alun-alun saja sudah ada banyak hotel. Ada Savoy Homman yang sudah melegenda, ada Papandayan, dan hotel lainnya. Apakah di kawasan itu masih kurang sama hotel?

Jadi, sebagai warga yang mencari makan di Kota Bandung, saya cuma berharap kawasan bekas Palaguna itu dijadikan tempat publik. Bisa taman, atau, untuk mendukung wacana kota cerdas, bangunlah perpustakaan di sana. Atau galeri seni. Atau museum. Elok sangat kan?

Duh ini tulisan putar-putar saja. Padahal intinya cuma ingin nulis yang paragraf terakhir saja :D.


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.