Akhirnya hujan juga


Sedang asyik nonton one piece ngedit, teman di seberang mengingatkan bahwa langit-langit dekat saya bergerak-gerak. Dan benar saja, tak lama kemudian langit-langit itu roboh. Brakkkkkk…

Beruntung langit-langit yang roboh tak tepat di atas kepala saya. Kalau iya bisa berabe, bisa kena ke laptop yang lagi menyala. Dan untungnya lagi, dua teman saya yang biasa duduk di pinggir sudah mengungsi duluan sejak semalam. Tinggal komputernya saja yang juga sudah dimatikan.

Penyebab bocornya atap ini karena hujan semalam yang sepertinya turun cukup deras di kawasan Pasteur. Bahkan pas pagi-pagi baca chat di grup WA kantor, ternyata tadi malam teman-teman cukup sibuk, karena lantai 3 banyak yang bocor, dan bahkan hampir menginvasi ruangan server. Padahal saat itu lagi deadline.

Nggak hanya di kota, di rumah pun hujan tadi malam memang cukup dahsyat. Sepertinya sumur-sumur warga pun bakal terisi lagi gara-gara hujan tadi malam. Waktu bangun karena harus pindah ke kamar sekitar jam 1 malam, hujan yang sudah turun sejak saya pulang sekitar jam 10 lagi deras-derasnya. Entah jam berapa hujan berhenti, karena pas bangun subuh, hujan sudah berhenti.

Meski begitu alhamdulillah akhirnya hujan juga. Banyak teman yang katanya nggak bisa mandi krisis air bersih gara-gara kemarau yang dahsyat ini. Untunglah saya tinggal di desa dengan pohon-pohon yang masih rindang dan pesawahan yang masih terbentang luas (tapi sudah banyak yang berubah jadi rumah sih 🙁 ).

Hingga sebelum hujan kemarin, alhamdulillah sumur di rumah masih bisa dipakai untuk keperluan mandi dan cuci-cuci. Ya kalau buat minum sih sudah sejak lama nggak bisa karena airnya kuning.

Selamat datang musim hujan. Mari siap-siap menerjang banjir dayeuhkolot 😐


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.