Setelah triliun


googol alias 10 pangkat 100 (sumber)

BULAN Oktober tinggal beberapa hari lagi. Itu artinya saya sebentar lagi resign deadline Hacktoberfest semakin dekat. Kesempatan mendapatkan kaos gratisan pun semakin menipis.

Bagi yang belum tahu, Hacktoberfest adalah sebuah event yang digelar DigitalOcean bersama Dev di mana para pesertanya diminta untuk mengirim sebanyak minimal 4 pull request (PR) ke repo publik (alias opensource) yang disimpan di GitHub.

Pada acara tahun-tahun sebelumnya, syarat PR ini sangat mudah. Kita tinggal mengirim PR meski hanya membetulkan typo saja. PR pun bisa dikirim ke repo sendiri. Jika sudah mencapai 4 PR, otomatis kita akan mendapatkan bingkisan menarik dari DigitalOcean.

Tapi aturan di tahun ini lebih ketat. Setiap PR yang kita kirim akan diriview terlebih dahulu oleh panitia. Artinya mungkin tidak semua PR yang kita kirimkan layak mengikuti festival ini. Yang artinya kesempatan mendapatkan kaos gratisan semakin sulit lagi.

Demi mendapatkan kaos gratisan ini, saya cari repo di Github yang kira-kira mudah untuk dikirim PR-nya. Salah satu yang menarik adalah repo ini, sebuah plugin untuk Flutter. Fungsinya sederhana, mengubah angka menjadi kata-kata. Setelah lihat sekilas reponya, ternyata untuk bagian bahasa Indonesia, ada yang salah eja dan sebagian masih ditulis dalam bahasa Inggris. Sasaran yang tepat untuk hacktoberfest.

Nampak mudah namun ternyata tak mudah-mudah amat. Oke, bilangan dari satu sampai triliun sepertinya sebagian besar orang sudah familiar. Namun setelah itu menjadi rumit. Dari hasil googling, saya baru tahu bahwa ada beberapa standar penulisan untuk sistem bilangan besar.

Sederhananya ada dua, skala panjang dan skala pendek. Skala panjang menggunakan aturan kenaikan setiap 10^6 alias satu juta, sementara skala pendek menggunakan aturan kenaikan setiap 10^3 alias seribu.

Menariknya, Indonesia mencampur kedua skala ini. Untuk bilangan hingga miliar, Indonesia menggunakan skala panjang, mengikuti Belanda. Namun setelah itu, Indonesia mengadopsi skala pendek. Akibatnya, negara kita menggunakan istilah triliun alih-alih biliun (meski kata ini ada di KBBI)). Kenapa bisa begitu? Mungkin ini karena jasa beliau.

Meski begitu, dari hasil googling sependek ini, sepertinya belum ada kesepakatan resmi istilah sistem bilangan besar di Indonesia setelah triliun. Setidaknya ini bisa dilihat dari arti istilah-istilah yang sudah dibakukan di KBBI. Contohnya kuadriliun, memiliki dua arti, yakni 10 pangkat 15 (skala pendek) atau 10 pangkat 18 (skala panjang). Tapi anehnya, istilah oktiliun hanya diartikan 10 pangkat 27 alias hanya skala pendek saja.


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.