Kato, Berharap Lagunya Menyamai Kokoro No Tomo


katokato
[P]ria berambut panjang itu tampak asyik dengan gitarnya. Di hadapan wartawan, pemuda sipit asli Jepang itu tampak fasih menyanyikan lagu milik Letto yang berjudul “Ruang Rindu”. Meski lahir dan besar di Jepang, namun pria bernama Hiroaki Kato itu sangat fasih menyanyikan lagu yang dipopulerkan oleh Noe dkk itu.

Berbeda dengan lagu aslinya, Kato menggubah lagu Ruang Rindu ke dalam bahasa Jepang. Meski begitu, lagu itu tetap enak didengar.

Selesai lagu pertama, Kato membawakan lagu berjudul “Terimakasih”. Seperti lagu milik Letto, pada lagu ini pun bilingual, antara bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia.

Kato memang sangat fasih berbahasa Indonesia. Jelas saja, sejak 2006 lalu Kato sudah mempelajari bahasa dan sastra Indonesia saat kuliah di Tokyo University of Foreign Studies. Bahkan Kato sempat belajar Bahasa Indonesia di UGM Yogyakarta.

“Saya datang ke Yogya waktu 2006. Saat itu dengerin lagu yang berjudul ‘Sampai mati, Sampai mati’. Waktu itu saya tidak tahu siapa penyaninya, ternyata Letto,” ujar Kato kepada wartawan di Garasi Detik Bandung Jalan Lombok 33, Rabu (23/11).

Sejak berkenalan dengan Noe, Kato mengaku jadi sering nongkrong dengan personel Letto. Saat itulah terbersit niatnya untuk membuat lagu Letto versi bahasa Jepang. “Awalnya hanya main-main. Saya ingin menerjemahkan lagu Letto karena liriknya sangat bagus,” ungkap pria kelahiran 9 Maret 1983 itu.

Pria yang mengaku ngefans dengan Peterpan itu menambahkan, ada kemiripan antara musik Jepang dengan Indonesia. Bahkan beberapa lagu asal band Indonesia mirip dengan musik Jepang.

“Salah satunya lagu Letto, karakter musiknya mirip dengan musik Jepang, sehingga saya jadi suka lagu itu,” tambahnya

Kato mengatakan, selain lagu milik Letto, dia pun sudah menerjemahkan beberapa lagu milik band lokal. Salah satunya lagu berjudul ‘Hey Cantik’ yang dipopulerkan Shaggy Dog. Dia mengaku sangat menyukai lagu itu, sehingga dengan semangat menerjemahkan sebagian liriknya ke bahasa Jepang.

Mengenai ketertarikannya kepada bahasa Indonesia, Kato mengaku sudah cukup lama. Bahkan dia mengaku sudah belajar Bahasa Indonesia sejak 2003.

Saat kuliah S1, Kato membaca buku Pramoedya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia. Meski membaca buku versi bahasa Jepang, namun dia mengaku kagum dengan bahasa novel tetralogi itu.

“Kalimat-kalimatnya indah, ada iramanya. Ini berbeda dengan sastra Jepang pada umumnya,” ujar Kato yang mengaku mendapatkan buku itu dari salah satu dosennya yang ternyata berasal dari UGM.

Sejak itulah dia mengaku mulai menekuni bahasa Indonesia. Tak cukup di jenjang S1, Kato pun melanjutkan studi di S2 dengan mengambil jurusan Linguistik.

Tak hanya menekuni bahasa, Kato pun mengaku mulai menekuni musik Indonesia. terutama setelah berkenalan dengan para musisi lokal asal Jogja. “sebenarnya sejak 2005 saya mulai tekuni musik, tapi masih genre pop Jepang, belum Indonesia,” ujar dia.

Saat ini, dosen bahasa Indonesia di Sophia University dan Obirin University itu sudah menelurkan satu mini album berjudul Terima kasih pada 2010. Kato menjelaskan, dalam album itu terdiri dari Minamikaze (angin dari selatan), Musik, Samurai, dan Terima kasih.

“Album ini bercerita tentang kehidupan. Hidup itu nggak bisa sendiri, jadi harus berterimakasih kepada orang lain,” kata Kato menjelaskan.

Kato mengaku ingin menjadi musisi yang tak hanya dikenal di Jepang, namun juga dikenal di Indonesia. Bahkan dia mengaku ingin lagu-lagunya dikenal masyarakat Indonesia dan Jepang.

“Dulu pernah terkenal lagu Kokoromo tomo di Indonesia dan Jepang. Saya berharap lagu-lagu saya pun dikenal masyarakat sini dan Jepang seperti Kokoromo tomo,” ungkap pria lajang yang sangat menyukai snack keripik singkong itu.

Tentu saja bukan hanya itu harapan Kato. Dia mengaku ingin mengenalkan Indonesia di negara kelahirannya. Menurutnya, masih banyak masyarakat Jepang yang hanya mengenal Bali, padahal banyak obyek wisata di Indonesia yang layak dikunjungi.

“Dulu orang Jepang hanya kenal Bali, tapi lama-lama pengetahuan mereka mulai bertambah. Dengan banyaknya pengetahuan tentang Indonesia, saya lihat mulai banyak yang pergi ke sini tidak hanya ke Bali,” pungkasnya.


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.