BlankOn Uluwatu telah rilis!


Oke ini tulisan telat dua hari. Sekadar pemberitahuan saja, bahwa distro Linux kebanggaan Nusantara kembali merilis versi terbarunya, kali ini dengan kode nama Uluwatu. Ini artinya, sejak diluncurkan pertama kali pada 10 Februari 2005 dengan kode Bianglala, sudah sebelas kali BlankOn meluncur ke hadapan pengguna. Wah sudah cukup berumur juga ya distro ini.

sumber: https://www.blankonlinux.or.id

Pada kesempatan kali ini saya tidak akan menulis detail apa saja yang baru atau yang berubah di rilis 11 ini. Untuk yang mau baca tentang rilis ini, silakan baca saja di sini dan di sini. Daripada membahas detail rilis, mending cerita saja, mumpung nulis di blog pribadi hehe.

Jadi begini, kalau tidak salah saya mengenal distro BlankOn ketika ada acara Ubuntu Release Party yang digelar di STT Telkom (sekarang Telkom University). Saya lupa saat itu pesta rilis Ubuntu versi berapa, yang pasti acara itu menghadirkan salah satu sesepuh gerakan opensource atau Linux, pak Andika Triwidada. Nah di sela-sela penampilannya, beliau menunjukkan distro “asli” yang dikembangkan pendekar Nusantara: BlankOn.

Lagi-lagi saya lupa saat itu BlankOn versi berapa yang ditampilkan, namun kalau lihat arsip milis KLuB, sepertinya beliau memperlihatkan BlankOn versi Konde yang sudah beralih basis ke Ubuntu (saat masih versi Bianglala, basisnya masih ke Fedora). Saya terpesona ternyata ada distro racikan lokal. wow. Luar biasa.

Sejak saat itulah saya bergabung ke milis BlankOn dan mencicipi distro ini. Sayangnya saya lupa kapan tepatnya bergabung dengan milis BlankOn, karena arsip milis sudah saya hapus. Tapi sepertinya masih di akhir 2007 (brb cek arsip milis di groups.google)

Kalau tak salah saat pengembangan versi Lontara (versi 3) saya mulai ikut sok-sokan jadi pengembang. Tapi karena sadar diri tidak punya banyak kemampuan teknis, saya saat itu cuma berani ikut di tim kesenian. Salah satu sumbangan saya pada versi ini cuma satu: gambar kapal Pinisi :))

Pinisi

Kapal itu saya gambar pakai Inkscape dengan mencontek kapal Pinisi yang saya dapat dari Google. Kalau tidak salah, gambar kapal itu kemudian digunakan sebagai wallpaper utama di versi itu (digabung dengan gambar lain). Sekarang berkas asli svg kapal itu sepertinya sudah musnah seiring PC yang sudah mati. Tapi sisa-sisanya masih dapat ditemukan di tulisan di sini atau di… gambar 404 halaman KelasKita :D.

Pinisi di KelasKita

Setelah Lontara, beberapa kali saya mendaftarkan diri di halaman wiki. Tapi ya akhirnya cuma numpang nama untuk kemudian menghilang dari peredaran. Meski begitu saya tetap ikut meramaikan dunia BlankOn dengan menjadi pengguna setia, berdampingan dengan distro-distro lain.

Tapi akhirnya saya harus menyerah juga sebagai pengguna ketika beli laptop Lenovo. Saat itu, BlankOn sulit dipasang di laptop dengan UEFI. Di acara GNOME Asia saya sempat bertanya kepada pak Piko mengenai hal ini, dan katanya (kalau tidak salah) BlankOn versi Suroboyo belum mendukung sepenuhnya UEFI.

Menjelang rilis versi Tambora yang sempat molor beberapa waktu, saya nekat kembali melamar jadi pengembang. Saat itu kerjaan saya lebih banyak sebagai tester, dan sesekali ngulik Manokwari (meski tak terlalu paham karena pengetahuan saya tentang html, javascript, css, apalagi vala sangat buruk :D).

Dan begitulah, ketika ada peremajaan besar-besaran di tubuh pengembang seiring dengan pensiunnya sebagian besar sesepuh pengembang, saya kembali nekat bergabung. Kali ini sebagai tim pemaket, dan alhamdulillah kontribusinya tidak sekadar nulis nama saja. Ya meski jika dibandingkan dengan pengembang lain (halo Pak Anto!), kontribusi saya cuma seupil.

wah ceritanya kepanjangan. Baiklah, selamat kepada para pengembang dan para pensiunan yang masih mendukung gerakan BlankOn sedemikian sehingga distro ini bisa kembali rilis. Semoga BlankOn bisa semakin berkembang. Oyeeeeee!!!

Tabik.


One response to “BlankOn Uluwatu telah rilis!”

  1. Mantap kontribusinya, desain dan pemaket, si kami sekalina ‘kontribusi’ di github sekadar benerin typo ?

Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.