Tetap butuh fotokopi dokumen untuk bikin paspor di 2023


Ilustrasi paspor.

TL;DR: Fotokopi seluruh dokumen yang diminta. Khusus fotokopi KTP, usahakan fotokopi ukuran besar dan wajib dalam satu lembar A4, tidak perlu dipotong-potong. Siapkan juga meterai Rp10.000 dan pulpen tinta warna hitam. Jika tidak, niscaya kamu harus bolak-balik ke tukang fotokopi.

Sebenarnya sudah sejak lama saya ingin buat paspor. Seingat saya, setidaknya sekitar 10-11 tahun lalu ada keinginan untuk buat paspor, ketika sedang liputan sebuah acara di Tegallega (atau lapang depan Gedung Sate, saya lupa). Saat itu, ada stand Imigrasi yang menawarkan layanan paspor. Kalau tidak salah, saat itu biayanya sebesar Rp250 ribu.

Tapi itu hanya angan-angan saja. Apalagi selama 10 tahun terakhir belum ada kesempatan untuk pergi ke luar negeri. Lah, keluar pulau Jawa saja saya belum pernah, apalagi ke luar negeri hehe.

Tapi semenjak pindah kerja ke perusahaan yang sekarang, paspor seolah menjadi kewajiban. Beberapa kali ada tawaran pergi ke luar negeri terpaksa ditolak karena belum punya paspor. Terakhir, akhir bulan lalu atasan meminta saya pergi ke Coimbatore untuk mengurus masalah kerjaan. Tapi karena tak ada benda bernama paspor, akhirnya tidak jadi pergi.

Makanya, pada tanggal 1 Maret 2023 akhirnya saya kembali login ke aplikasi m-paspor untuk booking jadwal interview di kantor Imigrasi Bandung. Karena sudah lama tidak login, sempat terjadi masalah dengan aplikasi tersebut karena selalu menampilkan error. Saking penasarannya saya sampai install m-paspor di emulator untuk melihat endpoint API manakah yang error. Meski ketemu, tapi errornya masih belum jelas.

Setelah ngomel-ngomel di Twitter, seorang teman menyarankan saya untuk login ulang. Kata dia, kalau sudah lama nggak dibuka, aplikasinya memang jadi suka error. Benar saja, setelah login ulang, akhirnya aplikasi m-paspor kembali normal.

Catatan untuk pengembang m-paspor, kalau ada batas waktu untuk session, kasihlah pesan error yang sesuai. Jangan kasih pesan terlalu umum. Atau kalau memang session-nya sudah habis dan aplikasi tidak mau kasih session baru, lebih baik user diarahkan ke halaman login saja daripada dibuat bingung dengan error yang tidak jelas.

Ok setelah isi data diri dan berbagai macam form dan pilih tanggal (saya pilih tanggal 17 Maret 2023), selanjutnya bayar. Metode pembayarannya lumayan mudah, karena menggunakan virtual account.

Fast forward ke tanggal 17 Maret. Karena jarak kantor Imigrasi yang di Jalan Surapati cukup jauh dari rumah, maka saya harus nyubuh. Jam 6 pagi saya sudah berangkat dengan harapan sudah tiba di Imigrasi sebelum jam 8. Karena kabarnya, sejak sebelum buka, antreannya sudah panjang.

Benar saja, ketika saya sampai di kantor Imigrasi sekitar jam 7.30, sudah tampak antrean di depan pintu kantor Imigrasi. Padahal kantornya belum buka. Saya pun ikut antre. Tepat jam 8 pagi, kantor pun dibuka dan para pemohon paspor pun berduyun-duyun masuk.

Di dalam, para pemohon akan diberikan sebuah map berwarna kuning pucat untuk menyimpan berkas persyaratan dan sebuah surat pernyataan yang harus diisi dengan data pribadi dan ditandatangani di atas meterai. Jangan lupa, harus menggunakan pulpen tinta hitam dalam mengisi data tersebut. Saya yang tidak tahu ada aturan itu pun bingung, karena di aplikasi m-paspor tidak ada ketentuan ini. Untuk pulpen, untungnya saya bawa, namun saya tidak bawa meterai Rp10.000. Terpaksalah saya keluar dulu untuk beli meterai di tukang fotokopi sekalian fotokopi KTP dengan ukuran jumbo, sesuai permintaan bapak petugas.

Setelah beres, dokumen diperiksa oleh bapak petugas. Jika dinilai sudah lengkap, dia akan memberi nomor antrean. Dokumen yang dicek adalah fotokopi KTP yang besar itu, fotokopi KK, fotokopi akta kelahiran, dan bukti bayar. Bagi pemohon yang sudah bayar via online, kita tinggal tulis ulang kode permohonan yang ada di aplikasi m-paspor di kover map bagian kanan bawah. Beberapa pemohon saya lihat mengeprint halaman pembayaran yang dari aplikasi, namun ternyata itu bukan kewajiban.

Setelah itu, kita tinggal menunggu nomor antrean dipanggil oleh petugas. Di bagian ini, dokumen di dalam map akan diperiksa lagi, dan beberapa pemohon saya lihat harus menunjukkan dokumen aslinya. Prosesnya cukup cepat, hanya sekitar 5 menitan saja. Namun karena jumlah pemohon mencapai puluhan, bagi yang mendapat nomor besar, nunggunya cukup lama juga.

Jika menurut petugas berkas yang kita bawa sudah sesuai, nantinya akan kita akan diberi nomor antrean lagi. Kali ini untuk tahap terakhir, yaitu wawancara. Di sini saya harus menunggu lagi sekitar setengah jam. Nggak terlalu lama karena kalau tidak salah ada 8 meja untuk proses wawancara. Jadi bisa lebih cepat.

Oh iya, di tahap ini, baik pendaftar yang bayar Rp650.000 maupun yang daftar Rp1 juta pelayanannya sama. Jadi sama-sama antre untuk diwawancara sama petugas. Bedanya sama yang bayar lebih, Imigrasi menjamin proses pembuatan paspor bisa selesai dalam satu hari. Jadi bagi kamu yang lagi tidak mau buru-buru, mending pakai jalur normal saja.

Apa saja yang ditanyakan? Saat wawancara, ibu petugas hanya nanya keperluan paspor untuk apa saja. Saat itu saya jawab untuk wisata, sekalian kalau-kalau diminta kantor untuk pergi ke luar negeri. Nah jawaban ini yang bikin ibu petugas menanyakan pertanyaan lanjutan. Selain diminta membuktikan bahwa saya kerja di perusahaan, saya pun ditanya banyak hal. Kerja di mana? Di sektor apa? Kantornya di mana? dll. Untunglah semua informasi tersebut bisa dengan mudah didapatkan di Google. Kalau tidak, mungkin proses wawancara bisa lebih lama lagi.

Setelah itu, ibu petugas hanya mengkonfirmasi data yang sebelumnya sudah saya isi di formulir maupun yang di aplikasi. Jika dirasa tidak ada data yang salah, mereka akan memberi kertas print sebagai tanda bukti untuk ambil paspor. Dan wawancara pun selesai. Di kertas itu tertulis, saya harus kembali ke kantor Imigrasi hari senin pagi tanggal 27 Maret.

Sepuluh hari kemudian. Di hari senin pertama bulan puasa, saya kembali ke kantor Imigrasi. Tidak seperti waktu pengajuan paspor yang harus nyubuh, saat pengambilan paspor saya agak nyantai. Sempat bermacet ria di jalur Baleendah-Bojongsoang karena Dayeuhkolot banjir, sekitar jam 8.30 saya baru tiba di Imigrasi. Setelah parkir motor, lalu langsung masuk ke ruangan pendaftaran lewat pintu belakang, terus simpan kertas bukti pendaftaran ke petugas. Setelah itu menunggu sekitar 15 menit sebelum dipanggil ke depan.

Di sana, ternyata ada beberapa informasi yang belum saya isi waktu pendaftaran. Setelah isi kembali formulirnya, ibu petugas lalu memberikan paspor saya. Ternyata untuk pengambilan, prosesnya sederhana dan cepat.

Ok, paspor sudah didapat. Jadi kapan nih bisa pindah ke luar negeri? eh


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.