Menginap di Pod Room Stasiun Gambir


Hotel Transit Suite Gambir

Hari Jumat pagi, 9 Juni 2023, di grup chat Teams tiba-tiba ada voting. Tim mobile ternyata akan mengadakan acara group date, yang biasanya berupa makan-makan bersama. Acaranya, tentu saja, di Jakarta. Wow kapan lagi nih saya bisa ke Jakarta jika bukan ada acara?

Selama pandemi, acara makan-makan ini berlangsung virtual. Kami beli makan di tempat terdekat, lalu gelar meeting di Teams yang agendanya tentu saja cuma makan-makan saja. Tapi sekarang pandemi sudah lewat, dan masker pun sudah tidak lagi wajib dipakai. Kantor pun sudah meminta karyawannya untuk datang setidaknya 2 hari sekali ke kantor. Makanya, di acara makan-makan ini pun rencananya akan digelar secara offline di seuah tempat di Jakarta. 

Saat tahu akan ada acara itu, saya langsung buka aplikasi Tiket.com untuk cari tiket kereta ke Jakarta. Setelah dipastikan tanggal acara makan-makan, setelah jumatan saya langsung pesan tiket pergi pulang naik kereta Argo Parahyangan. Saking buru-burunya, saya sampai tidak sempat pilih nomor kursi maupun kelas kereta. Saya cuma cari mana tiket yang paling murah di hari Rabu, 14 Juni 2023 jam 6 pagi, dan tiket pulang keesokan harinya. Setelah beres bayar-bayar, saya baru sadar ternyata saya beli tiket kelas ekonomi untuk pergi maupun pulang. 

Long story short. Hari Rabu setelah sholat Subuh saya berangkat ke Stasiun Bandung pakai motor. Meski berangkat agak telat, jam 04.54, beruntung lalu lintas masih sangat sepi sehingga saya sampai stasiun jam 05.37. Karena dirasa masih lama, saya belanja dulu ke Indomaret, yang ternyata antreannya cukup lama. Sekitar jam 05.47 saya baru keluar dari Indomaret dan bergegas ke peron untuk segera masuk ke kereta, yang ternyata gerbong kursi saya ada di paling depan. Untung saya tidak ketinggalan kereta. fyuh.

Sekitar 3 jam kemudian saya sudah ada di ibu kota untuk pertama kali di 2023. Rencananya, di Jakarta saya ingin menginap di hotel transit yang ada di Gambir. Hanya saja, informasi mengenai hotel ini relatif sangat terbatas. Beberapa kali saya tanya tentang hotel ini ke akun resmi PT KAI, tapi tidak ada balasan. Makanya, setelah sampai di Gambir, saya langsung cari info mengenai hotel ini. 

Dari keterangan mbak resepsionis, untuk check ini di hotel ini tidak bisa lewat daring, tapi harus langsung datang ke lokasi. Mbaknya pun menginformasikan bahwa penumpang bisa check ini kapan saja selama kamarnya tersedia. Karena tarif di sana jam-jaman, saya rencananya baru akan check ini malam hari setelah pulang dari makan-makan. Setelah mendapat info itu, saya pun bergegas ke luar stasiun karena seorang teman sudah menunggu untuk menjemput. 

Seharian itu hingga pukul 4.30 sore saya bekerja di kantor Jakarta, kawasan Gambir. Tepatnya di gedung Sarana Jaya. Tidak ada hal menarik saat kerja, ya seperti tipikal kerja di kantor pada umumnya yang kebanyakan ngobrol dibanding ngodingnya. Setelah itu kami berangkat ke tempat makan di Shaburi. Ternyata tempatnya ada di mall Senayan City, yang jarak dari kantor sekitar 10-15 km. Sebenarnya jarak yang relatif dekat, namun karena ini di Jakarta, lalu lintas sore hari sangat luar biasa. Sehingga kami baru sampai tempat tujuan sekitar jam 6 sore. 

Sekitar jam 7.30 acara makan-makan selesai. Tadinya saya mau langsung kembali ke Gambir. Namun ternyata ada acara after party di sebuah tempat makan lagi. Karena saya pikir masih terlalu dini untuk check ini (rencananya saya mau checkin yang 6 jam supaya tidak terlalu mahal), maka saya pun ikutan ke acara after party ini. 

Sekitar jam 10.30-an malam akhirnya kami pun pulang. Saya kembali naik mobil teman yang tadi pagi menjemput di stasiun, karena ternyata searah ke tempat dia pulang. Di jalan, ternyata lalu lintas Jakarta masih ramai saja. Bahkan di beberapa tempat masih ada kemacetan (meski ternyata macet karena ada perbaikan jalan). Akibatnya, saya baru sampai di Gambir jam 11 malam lebih sedikit. 

Hotel kapsul Stasiun Gambir

Sebelum ke hotel, saya amil dulu arang yang dititipkan di tempat penitipan. Ternyata tempatnya sudah tutup, namun untungnya masih ada petugas yang berjaga. Saat saya ambil barang, lelaki itu mengatakan bahwa sebelumnya rekannya sudah beberapa kali menelepon saya. Pas saya lihat lembar kuitansi, eh ternyata nomor yang ditulis salah. Pantas saja tidak ada telepon dari mereka. Setelah bayar dan ambil barang, saya bergegas ke hotel transit. Letaknya ada di lantai 2, dekat restoran Solaria. 

Di depan resepsionis, bapak petugas resepsionis berkata kalau kamar tipe single sudah penuh, yang ada cuma tipe Double dan Twin (saya lupa). Saat saya lihat daftarnya, harganya ternyata lumayan mahal. Untuk 6 jam, saya harus merogoh hampir Rp500 ribu. Tidak masuk budget. Saat itu, sudah kepikiran untuk menginap di Bobobox saja, karena harganya masih ramah di kantong, hanya Rp181 ribu saja. 

Seelum mau keluar, iseng saya tanya ke bapak resepsionis tentang kamar Pod room. Tak dinyana, ternyata tipe ini masih banyak kamar yang kosong. Tanpa pikir lama, saya pun langsung pesan kamar ini. Harganya pun lebih murah dibanding Boboboxx, yakni hanya Rp125 ribu saja. Bayarnya pun bisa pakai kartu debit. Setelah fotokopi KTP dan bayar, saya dapat ‘kamar’ nomor 129. Saya pun bergegas ke ruangan Pod room. 

Saat masuk, berjejer kasur-kasur bertingkat yang kebanyakan masih kosong. Saya lupa ada beberapa kapasitas ranjang di sana, namun sepertinya tidak lebih dari 20. Saat saya masuk, seingat saya cuma ada satu ranjang yang terisi. Ranjang nomor 129 letaknya ada di bawah, sehingga saya tidak perlu susah-susah naik tangga untuk mencapai kasur. Saat mau mengamankan tas, ternyata loker nomor 129 kuncinya sudah tidak berfungsi. Baiklah, karena di dalam tas ada laptop mahal punya kantor, saya tidak berani simpan tas tersebut di loker. Akhirnya saya simpan tas di kasur yang sebenarnya cukup sempit. 

Barak

Apa saja fasilitas yang ada di Pod room ini? Pertama, tentu saja ranjang yang ada kasurnya. Sekilas, ranjang ini mirip seperti ranjang di barak tentara atau asrama. Di atas kasur, sudah tersedia selimut coklat, handuk putih, sikat dan pasta gigi, dan sebuah botol Le Minerale ukuran kecil. Di tempat tidur, disediakan pula meja lipat untuk tamu yang ingin buka laptop. Disediakan juga sebuah colokan. Selain itu ada sebuah ruangan kecil untuk sholat. Namun tidak ada sajadah, hanya ada sarung saja. 

Dari segi privasi, pod room ini agak kurang, karena ranjang hanya ditutupi oleh tirai, jadi bisa saja ada orang yang iseng buka tirai. Atau pait-paitnya, barang yang disimpan di ranjang bisa saja ada yang embat saat kita sedang ke kamar mandi. Saya tidak tahu apakah di pod tersebut ada CCTV atau tidak, karena beberapa kali melihat ke dinding, hanya terlihat AC dan jam dinding saja. 

Untuk keperluan mandi atau buang air, PT KAI sudah menyediakan kamar mandi yang berbagi dengan tamu lain. Seingat saya cuma ada sekitar 3-4 toilet duduk dan 2 shower mandi dengan ukuran yang cukup sempit, serta sebuah wastafel. Namun lagi-lagi kondisinya tidak terlalu bagus. Saya lihat ada beberapa lubang agak besar di sekat yang terbuat dari kaca itu. Pintu nya pun agak tidak terlalu rapat saat menutup. Selain itu, ketika saya coba flush toilet, saluran airnya seperti yang tidak lancar. Agak mendebarkan ketika harus buang air di toilet tersebut hehe. 

Jika dibandingkan dengan pod dari Bobobox yang pernah saya coba, kondisinya lumayan jauh berbeda. Di pod Bobobox, setiap kamar punya kunci masing-masing, sehingga keamanan dan privasi bisa lebih terjamin. Kondisi kamar mandinya pun relatif lebih baik. Ya ini bisa dimaklumi karena harganya pun relatif lebih mahal, meski untuk Bobobox, harga segitu adalah untuk harian, tidak seperti pod Gambir yang jam-jaman. 

Meski begitu, saya pikir hotel pod Gambir (saya tidak tahu nama resmi penginapan ini apa) masih worth it untuk dicoba, terutama bagi penumpang laki-laki yang tidak mau diburu-buru saat mengejar kereta pagi. Ya, saat ini pod ini hanya untuk tamu pria. Untuk perempuan, bisa dicoba yang tipe hotelnya. Atau ke Bobobox saja 😀

Sekian sekilas review dari saya. Tabik. 


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.