Mencari rekan kerja yang cocok itu seperti mencari jodoh


orang sedang rapat
credit: unsplash.com

Mencari rekan kerja yang cocok itu seperti mencari jodoh. Susah-susah gampang. Ketika sudah menemukan orang yang dinilai cocok, eh dia gagal di interview berikutnya. Jika ternyata belum dapat-dapat juga, apakah standarnya yang ketinggian?

Sejak beberapa minggu terakhir saya dilibatkan dalam proses interview calon karyawan baru. Kami memang sedang mencari rekan kerja baru, menggantikan kolega kami yang sudah (dan akan) lulus.

Ada beberapa posisi yang dibuka, terutama posisi senior SDE. Yang namanya senior, tentu saja selain pengalaman kerja yang harusnya sudah cukup lama (alias bukan baru lulus), kemampuan memahami (dan menemukan solusi dari) masalah terkait aplikasi mobile menjadi penilaian penting.

Misalnya, kenapa dia memilih librari X dibanding librari Y? Kenapa memakai design pattern A dibanding B? Bagaimana cara dia melakukan bargaining dengan pihak lain terkait masalah teknis pembuatan aplikasi? Bagaimana cara agar dia menjadi panutan bagi rekan kerja juniornya?

Pemahaman terkait proses pembuatan aplikasi pun seharusnya sudah mumpuni, setidaknya dia tidak sekadar pakai metode/pattern/librari x hanya karena sedang musim, harus ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan di balik keputusannya.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah kemampuan dasar yang seharusnya sudah tertanam di dalam kepala, tidak lagi sekadar hapalan. Dengan posisi senior, mereka diharapkan menjadi tumpuan rekan kerja lain ketika mengalami kendala.

Sayangnya, dari sekian banyak yang diwawancara, saya (atau kami) belum menemukan orang yang dinilai tepat. Kadang standarnya diturunkan, oke mari kita coba pertanyaan untuk posisi di bawahnya alias bukan untuk posisi senior. Tapi ya ternyata sebagian masih tergagap-gagap.

Sekian curhat malam ini. Mari kembali bekerja membangun bangsa.


Ada komentar?

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.